Sore itu.
“Terimakasih. Aku pergi.” Katamu sore itu. Mengakhiri hubungan yang bertahun-tahun lamanya kujaga. Meninggalkan aku bersama hati yang membuka luka yang selama ini tertutup rapih.
Jalanan yang sepi dengan aku yang berusaha menyadarkan diri
bahwa ini bukan sekedar mimpi.
Tatapan matanya yang tidak lagi ‘bermakna’ menyadarkan aku
bahwa memang ini akhirnya.
“Baik-baiklah disana, dengan atau tanpa aku.” Ucapmu.
Tapi, seperti yang kau tahu, aku tidak pernah baik-baik saja tanpamu.
Kau tersenyum, seolah semua akan baik-baik saja. Lalu kau pergi—aku masih menatap punggungmu.
Sore itu, kali pertama aku membenci senyumanmu.
Dan aku, masih menatap punggungmu.
Komentar
Posting Komentar